Greenhouse: Dulu Milik Para Peneliti, Sekarang Digunakan Para Petani


Keberadaan greenhouse sungguh-sungguh telah menyumbang andil besar pada terknologi pertanian. Greenhouse dengan perkembangan terkini beratap plastik UV menjadi bab penting dari forum penelitian pertanian, baik yang dilakukan oleh para akademisi melalui kampus-kampus, atau juga yang dilakukan oleh Kementrian Pertanian Indonesia melalui banyak sekali lembaganya.

Di Indonesia, Greenhouse dengan naungan plastik UV secara khusus pada awalnya memang monopoli para peneliti. Ide awal greenhouse dikembangkan di negeri ini ialah dalam rangka acara penelitian yang dilakukan forum penelitian maupun dunia pendidikan.
Berbagai acara penelitan pertanian dengan naungan greenhouse dilakukan untuk mencari balasan atau mencari solusi terhadap suatu perkara pertanian. Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tertentu, maka keberadaan greenhouse sanggup menjadi sarana efektif pembatasan uji coba yang dilakukan.

Beberapa laba melaksanakan penelitian dengan greenhouse ialah alasannya ialah penciptaan iklim yang bisa menciptakan tanaman bisa berproduksi tanpa kenal ekspresi dominan dan juga menghindarkan dari serangan hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya greenhouse penyebaran hama dan penyakit yang diujicoba juga sanggup dicegah penyebarannya pada lahan pertanian di luar greenhouse.

Bayangkan kalau penelitian menyerupai ini dilakukan di arel pertanian terbuka. Tentu saja sulit mengukur dampak hama, dan yang paling mengerikan ialah justru resiko penyebaran hama di wilayah-wilayah pertanian masyarakat umum.

Diminati Para Petani Sukses
Kemudahan dalam mengelola pertanian dengan greenhouse naungan plastic UV ini pada alhasil tidak semata menjadi monopoli para peneliti. Rasanya memang sayang kalau banyak sekali nilai lebih penggunaan greenhouse itu hanya terbatas pada ruang penelitian. Terbukti masyarakat atau petani umum yang mempunyai ajaran dan perilaku terbuka, kemudian merubah pola agribisnis lamnya dengan memakai greenhouse menuai hasil pertanian yang jauh lebih baik, kualitas maupun kuantitas panen.

Cara ini nyatanya jauh lebih efektif. Para petani greenhouse mulai memperlihatkan sumbangsih besar pada peningkatan kualitas pasnen. Hal ini menyerupai hasil pertanian yang dibudidayakan oleh kelompok Tani Paguyuban Kencana Mandiri, Kec. Cimahi Utara kabupaten Bandung.

Para petani mengeluhkan tomat yang membusuk pada ekspresi dominan hujan. Akibtanya, stok tomat menurun drastic dan harga tomat melambung. Akan tetapi kondisi ini sama sekali tidak kuat pada kelompok Tani Paguyuban Kencana Mandiri. Para petani dengan hening dan nyaman tetap mendapat hasil panen dengan kualitas yang jauh lebih baik dari hasil pertanian pada umumnya.
Kita Semua, Para Petani Pasti Bisa!

Memang kesulitannya ialah proses awal pembuatan greenhouse yang membutuhkan biaya lebih mahal. Secara sederhana perancangan greenhouse membutuhkan kerangka greenhouse (bisa bamboo, kayu atau baja ringan atau juga besi), plastic UV greenhouse, ventilasi greenhouse, lajur pintu kondusif greenhouse semoga tidak dimasuki hama atau serangga. Akan tetapi, sebenarnya dengan kerangka besi ringan sebagaimana konstruksi baja ringan rumah kita, pembangunan greenhouse sejatinya sekali dalam seumur hidup kita. Bahkan sanggup menjadi aset yang sanggup kita turunkan pada anak cucu kita.
Pemakaian greenhouse pada lahan pertanianpun semakin meningkat. Penggunaan teknologi ini semakin popular dan semakin diminati oleh keseluruhan lapisan masyarakat petani kita. Jika semua lahan-lahan pertanian telah dibentuk dengan epilog plastic UV greenhouse, maka tidak sanggup dibayangkan bagaimana hasil dari kualitas pertanian negeri ini. Para petani semakin jaya di negeri sendiri, dan unggul di persaingin kompetisi global. Semoga!

Baca juga Penggunaan Plastik UV Untuk Penjemuran Hasil Panen dan Industri Batubata dan Genteng,dll .

Komentar