Greenhouse Organik, Sarana Agro Wisata Pendidikan


Greenhouse Organik, sarana Agro Wisata Pendidikan – Dimana masa depan kita? Jawabnya ialah pada dunia pendidikan kita. Tengok belum dewasa kita di sekolah dan madrasah, merekalah pengisi masa depan. Lalu dimana masa depan dunia pertanian kita? Hmm... apa kita sudah punya jawabannya? Tulisan ini ingin kami kaitkan, bahwa keberadaan green house sebagai sarana pertanian organik menjadi sangat penting, tidak hanya sebagai sarana produksi makanan sehat, menyebarluaskan makanan “tanpa racun”, tetapi juga sangat bermanfaat untuk dunia pendidikan.

Amerika, Negara Termaju Bidang Pertanian
Negara mana yang menjadi eksportir hasil pertanian terbesar di dunia ini? Jawabnya niscaya menciptakan Anda tertegun, yakni Amerika Serikat.

Amerika Serikat ialah Negara penghasil kacang kedelai, gandum, kapas, kentang dan tembakau. Amerika memakai perangkat teknologi terkini. Dengan lahan pertanian yang luas, didukung system pertanian maju, ekspor Amerika sangat menghipnotis harga pangan dunia.

Dari Amerika Serikat, Indonesia mengimpor kacang kedelai, gandum, kapas, produk olahan susu, dan pakan ternak. Bahkan ketergantungan tersebut menciptakan kita tidak sanggup berdiri diatas kaki sendiri pada sektor pangan alasannya ialah efek inflasi. Gonjang – ganjing harga pertanian tersebut bahkan sempat ramai, baik pada duduk perkara kedelai atau tembakau. Pada duduk perkara tembakau, founding keuangan Amerika disinyalir dalang “serangan” aneka macam pabrik rokok dalam negeri. Satu sisi terkait dengan duduk perkara kesehatan, di sisi lain ternyata Amerika menyimpan motif ekonomi penting: meloloskan komditas tembakau semakin banyak ke Indonesia.

Selain komoditas di atas, Amerika memiliki lahan pertanian yang lengkap dan berkualitas sangat baik. Mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, sampai ke tembakau dan biji-bijian.

Indonesia Berbeda Cara, Tapi Bisa
Berbeda dengan Amerika, dimana sektor pertanian dikelola dengan basis industry modern, didukung peralatan canggih dan lahan dengan infrastruktur yang nyaris sempurna. Akan tetapi kiblat pertanian dunia buka semata pada duduk perkara kuantitas, tetapi juga kualitas. Khususnya terkait dengan penggunaan obat-obat dan pupuk kimia.

Ini ialah kelemahan barat selama ini. Penggunaan produk-produk kimia menciptakan aneka macam duduk perkara penyakit menjangkiti orang-orang barat. Sementara kekuatan gres dari Asia ialah kembalinya cara-cara usang bertani dengan kombinasi pengetahuan modern, sampai menghasilkan aneka macam pertanian organik.

Cara ini kemudian justru diadopsi oleh Negara-negara barat, bahkan kita sendiri nyaris tertinggal. Untuk itu sudah saatnya pengenalan pertanian organik ini banyak didengungkan oleh para pemerhati lingkungan dan pertanian dalam negeri.

Anak-Anak Butuh Pengetahun
Salah satu model terbaik merancang system pertanian masa depan ialah dengan mengenalkannya pada belum dewasa kita. Pada moment ini keberadaan greenhouse menjadi penting dikenalkan, menjadi rumah berguru bertani bagi belum dewasa kita.

Greenhouse dalam skala kecil mulai dibudidayakan di lingkungan sekolah-sekolah. Greenhouse tersebut dibangun dan dikelola bersama oleh para siswa. Pada kesempatan khusus mereka dikenalkan pertanian organik model greenhouse dalam skala yang lebih besar melalui kunjungan wisata setiap tahun.

Sambil bertaman, mereka dikenalkan wacana manfaat polybag, manfaat plastik UV greenhouse, media tanam organik dan juga aneka macam cara alami melaksanakan pemupukan sekaligus menagkis aneka macam serangan hama dan serangga. Diharapkan dari teladan pikir belum dewasa akan lahir pakar pertanian modern organik yang sanggup mengantarkan bangsa ini pada kejayaan bidang pertanian.

Bagi Anda pemilik greenhouse pertanian organik, kesadaran Anda sanggup juga ditularkan kepada belum dewasa kita. Caranya tentu dengan melaksanakan promosi paket wisata pendidikan pada greenhouse organik yang Anda kelola. Peran aktif menyerupai ini sangat membantu proses kemajuan pertanian dan kemandirian pangan kita.

Komentar