Hama Dan Penyakit Tanaman Obat (Jahe)


Jahe merupakan tumbuhan rimpang yang sangat terkenal sebagai rempah-rempah dan materi obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa mayoritas pedas disebabkan senyawa keton berjulukan zingeron. Tanaman ini juga rentan terjangkit hama dan penyakit pada ketika kita menanamnya, berikut beberapa hama yang biasa ditemukan menyerang tumbuhan jahe. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.
1.Hama kepik, hama ini menyerang daun tumbuhan hingga berlubang-lubang.
2.Ulat penggesek akar, ulat ini menyerang akar tumbuhan jahe hingga menyebabkan tumbuhan jahe menjadi kering & mati.
3.Kumbang.

Baca Juga : "Plastik UV" Pilihan Cermat Untuk Alas Tambak Yang Tepat

Selain hama juga terdapat beberapa Penyakit yang bias ditemukan menyerang tumbuhan Jahe
1.Penyakit layu bakeri
Gejala: Mula-mula helaian daun potongan bawah melipat dan  menggulung kemudian terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning dan mengering. Kemudian tunas batang menjadi anyir dan  risikonya tumbuhan mati rebah. Bila diperhatikan, rimpang yg sakit itu berwarna gelap dan sedikit membusuk, bila rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu hingga kecoklatan. Penyakit ini menyerang tumbuhan jahe pada umur 3 hingga 4 bulan dan yg paling kuat merupakanfaktor suhu udara yg dingin, genangan air dan kondisi tanah yg terlalu lembab.

Cara mengendalikan penyakit jenis ini sanggup dilakukan dengan:
•- menjaga kesehatan bibit jahe.
- •karantina tumbuhan jahe yg terkena penyakit.
•- pengendalian dengan pengolahan tanah yg baik.

2.Penyakit anyir rimpang
Penyakit ini sanggup masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh dengan baik pada suhu udara 20 hingga 25 derajat C dan terus berkembang risikonya menyebabkan rimpang menjadi busuk.

Gejala: Daun potongan bawah yg berkembang menjadi kuning kemudian layu dan risikonya tumbuhan mati.
Cara mengendalikannya sanggup dengan :
•- penggunaan bibit yg sehat.
- •penerapan contoh tanam yg baik
•- penggunaan fungisida.
- pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%).

3.Penyakit bercak daun
Penyakit ini sanggup menular dengan santunan angin, akan masuk melalui luka maupun tanpa luka.
Gejala: Pada daun yg bercak-bercak berukuran 3 hingga 5 mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu dan ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya anyir basah. Tanaman yg terjangkit sanggup mati.
Pengendaliannya sanggup dilakukan dengan tindakan pencegahan maupun penyemprotan penyakit bercak daun sama halnya dengan cara-cara yg dijelaskan di atas.

Jangan Lewatkan : Jual Plastik Sungkup, Plastik Bening, Sungkup Plastik Untuk Tanaman

4.Gulma
Gulma potensial pada pertanaman temu lawak merupakan gulma kebun antara lain rumput teki, alang-alang, ageratum, dan gulma berdaun lebar lainnya.

Untuk pertanian organik yg tidak memakai bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu semenjak awal pertanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit tersebut yang dikenal dengan Pengendalian Hama Terpadu yang komponennya merupakan sebagai berikut :
- Mengusahakan pertumbuhan tumbuhan yg sehat ialah menentukan hibrida yg sehat bebas dari hama dan penyakit serta tahan terhadap serangan hama dari semenjak awal pertanaman
•- Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
•- Menggunakan varietas-varietas unggul yg tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
•- Menggunakan pengendalian fisik/mekanik ialah dengan tenaga manusia.
- •Menggunakan teknik-teknik budidaya yg baik contohnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tumbuhan yg saling menunjang, serta rotasi tumbuhan pada setiap masa tanamnya utk tetapkan siklus penyebaran hama dan penyakit potensial.

Komentar