Hama Tanaman Aglaonema

Aglaonema, mungkin masih banyak yang abnormal dengan nama flora yang satu ini tapi sehabis ditunjukkan gambar tanamannya pastilah flora ini sangat popular dan sering kita temui di setiap pekarangan rumah seseorang. Aglaonema  atau nama lainnya sri rezeki, yang biasa dikenal juga dengan sebutan chinese evergreen ialah flora hias yang terkenal dari jenis suku talas-talasan atau Araceae. Tanaman Genus Aglaonema mempunyai banyak spesies.

Tanaman ini mempunyai akar serabut serta batang yang tidak berkambium. Daun berbentuk sirip dan mempunyai pembuluh pengangkut berupa xilem serta floem yang tersusun dengan acak. Saat ini sudah banyak sekali macam Aglaonema bibit unggul telah dikembang biakkan dengan penampilan flora yang sangat menarik dengan banyak sekali macam warna, bentuk, serta ukuran daun sehingga sangat berbeda dari spesies aslinya.

Baca Juga : Hama Tanaman Adenium

Aglaonema merupakan flora hias daun dengan ciri ciri mempunyai daun yang besar. Aglaonema dengan varietas hijau mempunyai kelebihan dapat tumbuh dengan kondisi cahaya yang minim sekali. Varietas varigata membutuhkan cahaya yang sedikit lebih terang. Di kawasan bab Eropa flora yang dapat tumbuh dengan toleransi cahaya matahari yang tinggi sehingga dapat tumbuh dan hidup walaupun diletakkan di dalam ruangan merupakah sebuah kelebihan dan banyak disenangi oleh masyarakat sana. Aglaonema merupakan jenis flora hias yang sanagt gampang untuk ditanam dan dirawat baik oleh orang yang serba sibuk sekalipun. 

Tanaman Aglaonema ini hanya membutuhkan derma pupuk secara teratur. Pada specimen muda tidak mempunyai batang, namun untuk specimen yang sudah bau tanah mempunyai batang pendek bekas pangkal daun yang sudah gugur. Tanaman ini tidak jauh berbeda dengan flora pada umumnya juga dapat terjangkit hama dan penyakit. Biasanya hama dan penyakit tiba pada ketika flora tidak mendapat perawatan yang baik dan lingkungan yang bersih. Berikut beberapa hama yang biasa menyerang flora Aglaonema. 

1.Ulat penyerang daun flora yaitu spodoptera sp sedangkan ulat penyerang batang adalahNoctuidae. Untuk menanganinya dapat dengan cara meanis yaitu mengambil hama ulat secara langsung. Tapi kalau jumlahnya sudah sangat banyak hama ulat ini dapat deberi semprotan insektisida sebanyak dua ahad sekali. Insektisida yang biasanya dipakai ialah Atabron 1 ml/l, Decis 25 EC 0,5-1 ml/l, atau Buldok 25 EC takaran 0.5-2 ml/l.

2.Kutu putih ini sering ditemukan mengganggu flora hias aglaonema yang tumbuh atau hidup di dataran rendah dibanding di dataran tinggi. Kutu putih menyerang batang flora serta  daun di bab bawah, kutu tersebut menghisap cairan daun serta meninggalkan jelaga pada daun. Cara terbaik untuk mencegah hama kutu putih ini ialah membersihkan dengan kapas yang telah dicelupkan insektisida encer. Kemudian, daun diberi semprotan kembali memakai insektisida. Insektisida kontak dan sistemik yang biasa digunakan, contohnya Decis 1 cc/l, mitac 200 EC takaran 1-2 ml/l,  dan Cofidor 200 SL dosisi 1 ml/l.

3.Belalang mengganggu flora aglaonema tidak jauh berbeda dengan hama ulat, yaitu dengan menyerang daun. Cara mencegahnya dapat dilakukan dengan cara menangkap belalang yang belum bersayap atau diwaktu pagi disaat embun masih membasahi sayapnya. kita juga dapat menyemprotkan Confidor 200 SL takaran 1 ml/l. Campurkan Decis 2,5 EC takaran 0,75-1 ml/l dengan frekuensi penyemprotan 2 ahad sekali.

Jangan Lewatkan : Mengenal Lebih Dekat Plastik UV (Ultra Violet)

4.Kutu sisik menyerang daun, pelepah, batang dan bunga, flora Aglaonema. Bentuknya menyerupai dengan lintah sedikit lebih kecil, kutu sisik ini dapat menciptakan daun mengerut, kriting, kuning, layu lalu mati. Hama ini dapat ditangani dengan dikerik memakai kuku atau allat lainnya. Kita juga dapat menyemprotkan insektisida Confidor 200-SL atau Agrimex 18 EC takaran 1 ml/l dengan frekuensi 1 ahad sekali. 5.Kutu Perisai menyrang bab daun tanaman,  kutu ini hidup berkoloni dengan kutu lainnya, kutu ini mempunyai bentuk fisik menyerupai perisai pada bab belakangnya. Cara menanggulanginya dapat dengan memakai insektisida sistemik dengan materi aktif acephate.

Komentar